Sunday, December 11, 2011

[Sangat Mengharukan] Kisah 100 Hari Saja

Pada suatu hari Peter dan Tina sedang duduk
bersama di taman kampus tanpa melakukan
apapun, hanya memandang langit sementara
sahabat-sahabat mereka sedang asyik
bercanda ria dengan kekasih mereka masing-
masing.
Tina: ‘Duh bosen banget. Aku harap aku juga
punya pacar yang bisa berbagi waktu
denganku.’
Peter: ‘kayaknya cuma tinggal kita berdua deh
yang jomblo. cuma kita berdua saja yang tidak
punya pasangan sekarang.’ (keduanya
mengeluh dan berdiam beberapa saat)

Tina: ‘Kayaknya aku ada ide bagus deh. kita
adakan permainan yuk?’
Peter: ‘Eh? permainan apaan?’
Tina: ‘Eng… gampang sih permainannya. Kamu
jadi pacarku dan aku jadi pacarmu tapi hanya
untuk 100 hari saja. gimana menurutmu?’
Peter: ‘baiklah… lagian aku juga gak ada rencana
apa-apa untuk beberapa bulan ke depan.’

Tina: ‘Kok kayaknya kamu gak terlalu niat ya…
semangat dong! hari ini akan jadi hari pertama
kita kencan. Mau jalan-jalan kemana nih?’
Peter: ‘Gimana kalo kita nonton saja? Kalo gak
salah film The Troy lagi maen deh. katanya
film itu bagus’
Tina: ‘OK dech…. Yuk kita pergi sekarang…. ntar
pulang nonton kita ke karaoke ya… ajak aja adik
kamu sama pacarnya biar seru.’
Peter : ‘Boleh juga…’
(mereka pun pergi nonton, berkaraoke dan
Peter mengantarkan Tina pulang malam
harinya)

Hari ke 2:
Peter dan Tina menghabiskan waktu untuk
ngobrol dan bercanda di kafe, suasana kafe
yang remang-remang dan alunan musik yang
syahdu membawa hati mereka pada situasi
yang romantis. Sebelum pulang Peter membeli
sebuah kalung perak berliontin bintang untuk
Tina.

Hari ke 3:
Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk
mencari kado untuk seorang sahabat Peter.
Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan,
mereka memutuskan membeli sebuah miniatur
mobil mini. Setelah itu mereka beristirahat
duduk di foodcourt, makan satu potong kue
dan satu gelas jus berdua dan mulai
berpegangan tangan untuk pertama kalinya.

Hari ke 7:
Bermain bowling dengan teman-teman Peter.
Tangan tina terasa sakit karena tidak pernah
bermain bowling sebelumnya. Peter memijit-
mijit tangan Tina dengan lembut.

Hari ke 25:
Peter mengajak Tina makan malam di Ancol
Bay. Bulan sudah menampakkan diri, langit yang
cerah menghamparkan ribuan bintang dalam
pelukannya.

Mereka duduk menunggu makanan, sambil
menikmati suara desir angin berpadu dengan
suara gelombang bergulung di pantai. Sekali lagi
Tina memandang langit, dan melihat bintang
jatuh. Dia mengucapkan suatu permintaan
dalam hatinya.

Hari ke 41:
Peter berulang tahun. Tina membuatkan kue
ulang tahun untuk Peter. Bukan kue buatannya
yang pertama, tapi kasih sayang yang mulai
timbul dalam hatinya membuat kue buatannya
itu menjadi yang terbaik. Peter terharu
menerima kue itu, dan dia mengucapkan suatu
harapan saat meniup lilin ulang tahunnya.

Hari ke 67:
Menghabiskan waktu di Dufan. Naik halilintar,
makan es krim bersama, dan mengunjungi stand
permainan. Peter menghadiahkan sebuah
boneka teddy bear untuk Tina, dan Tina
membelikan sebuah pulpen untuk Peter.

Hari ke 72:
Pergi Ke PRJ. Melihat meriahnya pameran
lampion dari negeri China. Tina penasaran
untuk mengunjungi salah satu tenda peramal.
Sang peramal hanya mengatakan ‘Hargai
waktumu bersamanya mulai sekarang’.
Kemudian peramal itu meneteskan air mata.

Hari ke 84:
Peter mengusulkan agar mereka refreshing ke
pantai. Pantai Anyer sangat sepi karena bukan
waktunya liburan bagi orang lain. Mereka
melepaskan sandal dan berjalan sepanjang
pantai sambil berpegangan tangan,merasakan
lembutnya pasir dan dinginnya air laut
menghempas kaki mereka.
Matahari terbenam, dan mereka berpelukan
seakan tidak ingin berpisah lagi.

Hari ke 99:
Peter memutuskan agar mereka menjalani hari
ini dengan santai dan sederhana.
Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di
sebuah taman kota.

15:20 pm
Tina: ‘Aku haus. Istirahat dulu yuk sebentar. ‘
Peter: ‘Tunggu disini, aku beli minuman dulu. Aku
mau teh botol saja. Kamu mau minum apa?’
Tina: ‘Aku saja yang beli. kamu kan capek
sudah menyetir keliling kota hari ini. Sebentar
ya’
Peter mengangguk. kakinya memang pegal sekali
karena dimana-mana Jakarta selalu macet.

15:30 pm
Peter sudah menunggu selama 10 menit and
Tina belum kembali juga.
Tiba-tiba seseorang yang tak dikenal berlari
menghampirinya dengan wajah panik.
Peter : ‘Ada apa pak?’
Orang asing: ‘Ada seorang perempuan ditabrak
mobil. Kayaknya perempuan itu adalah
temanmu’
Peter segera berlari bersama dengan orang
asing itu. Disana, di atas aspal yang panas
terjemur terik matahari siang, tergeletak tubuh
Tina bersimbah darah, masih memegang botol
minumannya. Peter segera melarikan mobilnya
membawa Tina ke rumah sakit terdekat. Peter
duduk diluar ruang gawat darurat selama 8 jam
10 menit. Seorang dokter keluar dengan wajah
penuh penyesalan.

23:53 pm
Dokter: ‘Maaf, tapi kami sudah mencoba
melakukan yang terbaik. Dia masih bernafas
sekarang tapi Yang kuasa akan segera
menjemput. Kami menemukan surat ini dalam
kantung bajunya.’
Dokter memberikan surat yang terkena
percikan darah kepada Peter dan dia segera
masuk ke dalam kamar rawat untuk melihat
Tina. Wajahnya pucat tetapi terlihat damai.
Peter duduk disamping pembaringan tina dan
menggenggam tangan Tina dengan erat.
Untuk pertama kali dalam hidupnya Peter
merasakan torehan luka yang sangat dalam di
hatinya. Butiran air mata mengalir dari kedua
belah matanya. Kemudian dia mulai membaca
surat yang telah ditulis Tina untuknya.

Surat Untuk Peter
Dear Peter…
ke 100 hari kita sudah hampir berakhir. Aku
menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu.
Walaupun kadang-kadang kamu jutek dan tidak
bisa ditebak, tapi semua hal ini telah membawa
kebahagiaan dalam hidupku. Aku sudah
menyadari bahwa kau adalah pria yang
berharga dalam hidupku. Aku menyesal tidak
pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam
lagi sebelumnya. Sekarang aku tidak meminta
apa-apa, hanya berharap kita bisa
memperpanjang hari-hari kebersamaan kita.

Sama seperti yang kuucapkan pada bintang
jatuh malam itu di pantai, Aku ingin kau menjadi
cinta sejati dalam hidupku. Aku ingin menjadi
kekasihmu selamanya dan berharap kau juga
bisa berada disisiku seumur hidupku. Peter, aku
sangat sayang padamu.

23:58
Peter: ‘Tina, apakah kau tahu harapan apa
yang kuucapkan dalam hati saat meniup lilin
ulang tahunku? Aku pun berdoa agar Tuhan
mengijinkan kita bersama-sama selamanya.

Tina, kau tidak bisa meninggalkanku! Jari yang
kita lalui baru berjumlah 99 hari! Kamu harus
bangun dan kita akan melewati puluhan ribu
hari bersama-sama! Aku juga sayang padamu,
Tina. Jangan tinggalkan aku, jangan biarkan aku
kesepian! Tina, Aku sayang kamu…!

SHARE THIS

Author:

0 nhận xét: